Wednesday, May 6, 2009

Kucing, Binatang Tak Berguna?


Pada pagi hari, kepala saya selalu dipenuhi dengan rencana untuk mengerjakan hal-hal besar sepanjang hari itu. Mulai dari waktu yang harus dialokasikan untuk membaca novel, merencanakan menu makan siang lengkap dengan perkiraan harganya, sampai renacana untuk cek situs toko buku online untuk mengetahui buku baru apa saja yang terbit. Hehehe, begitulah. Saya tidak pernah dan tidak akan pernah mikirin kerjaan di rumah. Rugi amat, kita kan dibayar untuk bekerja. Dan menurut pengertian umum, bekerja berarti sama dengan hadir di tempat kerja, meskipun tidak melakukan apa-apa. Huahahahaha…. Mungkin “ngantor” adalah istilah yang paling tepat untuk para pengangguran tak kentara ini.

Nah, pada suatu pagi yang normal seperti biasanya, firasat saya mengatakan bahwa hari itu akan berlalu dengan menyenangkan. Tetapi, tiba-tiba semuanya runtuh, buyar, hancur tak berbekas saat saya membuka pintu depan pas mau berangkat ke kantor. Penyebabnya, tak lain dan tak bukan adalah onggokan jorok dengan bau menyengat yang khas yang langsung membuat kepala pusing dan perut mual. Tau onggokan apa itu? jawabnya tai kucing…sekali lagi, tai kucing. Inilah hal nomor 2 yang paling saya benci di galaksi Bimasakti ini. Yang saya benci nomor 1 tentu saja pajak, hehehehe. Lebih menjengkelkan lagi, sampai sore hari waktu saya pulang kerja pun baunya masih ada, meskipun segala daya upaya sudah dikerahkan untuk membersihkannya.

Seharusnya kucing itu pup di teras rumah tuannya yang kebetulan tetangga sebelah rumah. Tapi mungkin dia sudah tidak kebagian tempat lagi, soalnya saya denger tetangga itu punya enam kucing. Jadi karuan aja, setiap pagi dia pasti antre dan berebut teras dengan teman-temannya sesame kucing. Jadilah dia pinjam teras sebelahnya untuk acara hajatan itu. Tidak sopan benar dia.

Yang lebih edan lagi adalah sewaktu datang musim kawin kucing. Malam-malam terdengar si betina mengeluarkan suara erangan yang terdengar bagai raungan yang mengiris dan menyayat telinga untuk menarik sang jantan. Tapi malang bagi si betina itu, bukannya pejantan tangguh gagah perkasa yang datang tapi gagang sapu yang dilempar Bu De depan rumah. Kontan aja, suara erangan berubah menjadi suara kesakitan.

Sepertinya kucing-kucing itu pada kawin diatas genteng. Ini saya ketahui bukan karena pernah mengintip, tapi karena asal suara-suara rame dari atas genteng dan beberapa genteng pada bergeser dari tempatnya semula. Tapi jangan mengira kalau suara yang terdengar adalah oh yes, oh no atau oh god, ya soalnya kaau yang itu harus di sensor,hehehehehe. Tapi kembali ke soal kucing kawin, ini bikin saya tambah pusing lagi. Soalnya nggak lama lagi si betina pasti bunting terus beranak. Dan sekali beranak langsung mrotol enam ekor. Busyet. Berarti tahun depan jumlah kucing tetangga ini ada berapa yah? Bisa dibayangkan, setiap pagi di setiap teras rumah pasti akan ditemukan tai kucing. Parahnya lagi, bisa-bisa bau tai kucing mencapai radius 1 km kesegala arah.

Saya sering heran melihat orang yang memelihara kucing. Kok bisa ya. Soalnya menurut saya kucing itu binatang yang paling tidak berguna. Coba lihat anjing, dia bisa menjaga rumah, mengusir orang yang bermaksud mencuri atau bisa menemani tuannya jogging di pagi hari. Lain lagi kalau burung, suara kicaunya pasti merdu di telinga. Tapi kalau kucing gunanya apa coba? Kerjanya tiap hari malas-malasan di sofa atau tempat tidur. Makannya harus ikan tanpa tulang, soalnya kalau ada tulangnya pasti tidak akan dimakan. Terus dia selalu ingin dielus-elus alias diberi kasih sayang. Disuruh memburu tikus? Bah mana mungkin kucing jaman sekarang berani sama tikus yang segede-gede preman itu. Yang ada malah kucingnya yang lari ngibrit karena takut. Jadi kesimpulan saya, hanya orang-orang yang kesepian dan tidak bisa mengungkapkan kasih sayang saja yang memelihara kucing.

So, apa solusi terhadap masalah tai kucing tadi? Setelah memutar otak sampai panas, akhirnya saya memutuskan untuk melaporkannya ke RT. Dan langkah saya benar, akhirnya RT menegur tetangga itu. Tak lama kemudian raungan kucing mulai jarang terdengar. Bahkan sekarang bisa dibilang tidak ada lagi. Dan pasti tidak pernah lagi ada kejadian kaget karena onggokan tai kucing di teras.

Goodbye kucing.

No comments:

Post a Comment