
Anda pasti sudah nonton film “Almost Famous” kan?. Kalau belum, saya akan ceritakan sedikit. Film yang mengambil setting tahun 1970-an menceritakan tentang seorang jurnalis remaja (diperankan oleh Patrick Fugit) yang ditugasi oleh majalah Rolling Stone untuk meliput sebuah group rock yang sedang naik daun bernama Stillwater. Si jurnalis --yang semula dianggap musuh karena semata-mata dia seorang jurnalis-- berhasil mengikuti perjalanan tur Stillwater dan akhirnya menjadi teman bagi band tersebut.
Sepanjang film dapat kita lihat bagaimana kehidupan Rock Star di tahun 70-an. Mulai dari suasana bus dan pesawat yang digunakan tur sampai suasana hotel tempat mereka menginap. Tidak ketinggalan gemuruh penonton yang berteriak-teriak saat mereka melakukan pertunjukan. Tapi yang paling sering terlihat adalah suasana hura-hura. Para personil band selalu mabuk dan selalu dikelilingi wanita. Ada juga diperlihatkan juga bagaimana mereka dalam keadaan setengah sadar karena pengaruh obat terlarang. Wah, pokoknya Sex, Drug and Rock n Roll.
Di film yang sama, sekilas juga diperlihatkan bagaimana Stillwater bertemu dengan band rock lain seperti The Who atau Led Zeppelin baik di hotel ataupun dibelakang panggung setelah pertunjukan. Dan, dari setting adegannya, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa band rock yang lain juga dalam kondisi “suasana” yang sama dengan Stillwater, yaitu selalu dalam keadaan mabuk, setengah sadar karena pengaruh obat dan pasti selalu ditemani wanita-wanita yang menganggap mereka keren.
Memasuki tahun 80-an, ternyata stempel “sex, drug and rock n roll” lebih tebal lagi melekat pada hampir semua band rock atau heavy metal yang ada. Bagaimana tidak, keluar masuk panti rehabilitasi sudah menjadi kebiasaan para personilnya. Kalau bukan karena kecanduan alkohol pastilah karena narkoba. Mereka juga sering berurusan dengan polisi karena menghancurkan properti hotel tempat mereka menginap. Menurut pengakuannya, Nikki Six -bassist Motley Crue- pernah mati suri selama empat menit karena overdosis. Sedangkan Gene Simmons, pentolan group Kiss mengaku kalau dia telah tidur dengan lebih dari 3000 wanita. Busyet. Kalau sudah begini bagaimana stempel tadi bisa dihilangkan yah.
Dalam penilaian saya, “kondisi” group rock atau heavy metal, apapun nama groupnya, juga sama persisi seperti kesimpulan diatas. Tapi setelah saya menonton DVD live sebuah band asal Tampa - Florida: Kamelot, penilaian saya jadi agak melunak. Dalam DVD itu terdapat sedikit dokumenter tentang kegiatan sehari-hari personil Kamelot. Disana ditunjukkan suasana rumah Thomas Youngblood sang gitaris. Ternyata itu rumah di daerah sub urban itu tertata dengan sangat rapi seperti keluarga amerika kelas menengah lainnya. Ada kebun bunga di depan dan samping rumah. Ada ruang bacanya. Ada ruang keluarga lengkap dengan piano. Dan yang mengejutkan ada kucing yang menjadi peliharaannya. Sepertinya kehidupan Thomas dengan istri dan anak perempuannya berjalan sangat sangat normal.
Lain lagi dengan pengakuan Gary Wehrkamp. Menanggapi pertanyaan mengenai mengapa Shadow Gallery tidak pernah melakukan live show apalagi tour, sang Vokalis sekaligus gitaris group progressive metal ini mengatakan bahwa seluruh personil Shadow Gallery memiliki rutinitasnya masing-masing. Mulai dari mengurus pekerjaan, keluarga, binatang peliharaan sampai tagihan termasuk cicilan rumah. Nah loh. Bagaimana mungkin seorang rocker menganggap karier bermusik sebagai kegiatan paruh waktu. Sepertinya tidak masuk akal. Tapi itulah kenyatannya. Ternyata mereka semua memilki kehidupan nyata yang wajar seperti orang-orang kebanyakan. Bermusik bagi mereka adalah kegiatan nomor sekian setelah keluarga dan pekerjaannya. Meskipun telah enam album mereka keluarkan dan laku di pasar.
So, berkaca dari Kamelot dan Shadow Gallery, toh ternyata tidak semua rock star atau band heavy metal harus mengikuti aturan Sex, Drug and Rock n Roll. Bahkan bagi mereka, kontroversi sepertinya sudah tidak laku lagi untuk mencari popularitas. Penikmat musik rock dan metal sekarang pasti lebih melihat kemampuan bermusik dibandingkan artikel miring di majalah gosip.
Sepanjang film dapat kita lihat bagaimana kehidupan Rock Star di tahun 70-an. Mulai dari suasana bus dan pesawat yang digunakan tur sampai suasana hotel tempat mereka menginap. Tidak ketinggalan gemuruh penonton yang berteriak-teriak saat mereka melakukan pertunjukan. Tapi yang paling sering terlihat adalah suasana hura-hura. Para personil band selalu mabuk dan selalu dikelilingi wanita. Ada juga diperlihatkan juga bagaimana mereka dalam keadaan setengah sadar karena pengaruh obat terlarang. Wah, pokoknya Sex, Drug and Rock n Roll.
Di film yang sama, sekilas juga diperlihatkan bagaimana Stillwater bertemu dengan band rock lain seperti The Who atau Led Zeppelin baik di hotel ataupun dibelakang panggung setelah pertunjukan. Dan, dari setting adegannya, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa band rock yang lain juga dalam kondisi “suasana” yang sama dengan Stillwater, yaitu selalu dalam keadaan mabuk, setengah sadar karena pengaruh obat dan pasti selalu ditemani wanita-wanita yang menganggap mereka keren.
Memasuki tahun 80-an, ternyata stempel “sex, drug and rock n roll” lebih tebal lagi melekat pada hampir semua band rock atau heavy metal yang ada. Bagaimana tidak, keluar masuk panti rehabilitasi sudah menjadi kebiasaan para personilnya. Kalau bukan karena kecanduan alkohol pastilah karena narkoba. Mereka juga sering berurusan dengan polisi karena menghancurkan properti hotel tempat mereka menginap. Menurut pengakuannya, Nikki Six -bassist Motley Crue- pernah mati suri selama empat menit karena overdosis. Sedangkan Gene Simmons, pentolan group Kiss mengaku kalau dia telah tidur dengan lebih dari 3000 wanita. Busyet. Kalau sudah begini bagaimana stempel tadi bisa dihilangkan yah.
Dalam penilaian saya, “kondisi” group rock atau heavy metal, apapun nama groupnya, juga sama persisi seperti kesimpulan diatas. Tapi setelah saya menonton DVD live sebuah band asal Tampa - Florida: Kamelot, penilaian saya jadi agak melunak. Dalam DVD itu terdapat sedikit dokumenter tentang kegiatan sehari-hari personil Kamelot. Disana ditunjukkan suasana rumah Thomas Youngblood sang gitaris. Ternyata itu rumah di daerah sub urban itu tertata dengan sangat rapi seperti keluarga amerika kelas menengah lainnya. Ada kebun bunga di depan dan samping rumah. Ada ruang bacanya. Ada ruang keluarga lengkap dengan piano. Dan yang mengejutkan ada kucing yang menjadi peliharaannya. Sepertinya kehidupan Thomas dengan istri dan anak perempuannya berjalan sangat sangat normal.
Lain lagi dengan pengakuan Gary Wehrkamp. Menanggapi pertanyaan mengenai mengapa Shadow Gallery tidak pernah melakukan live show apalagi tour, sang Vokalis sekaligus gitaris group progressive metal ini mengatakan bahwa seluruh personil Shadow Gallery memiliki rutinitasnya masing-masing. Mulai dari mengurus pekerjaan, keluarga, binatang peliharaan sampai tagihan termasuk cicilan rumah. Nah loh. Bagaimana mungkin seorang rocker menganggap karier bermusik sebagai kegiatan paruh waktu. Sepertinya tidak masuk akal. Tapi itulah kenyatannya. Ternyata mereka semua memilki kehidupan nyata yang wajar seperti orang-orang kebanyakan. Bermusik bagi mereka adalah kegiatan nomor sekian setelah keluarga dan pekerjaannya. Meskipun telah enam album mereka keluarkan dan laku di pasar.
So, berkaca dari Kamelot dan Shadow Gallery, toh ternyata tidak semua rock star atau band heavy metal harus mengikuti aturan Sex, Drug and Rock n Roll. Bahkan bagi mereka, kontroversi sepertinya sudah tidak laku lagi untuk mencari popularitas. Penikmat musik rock dan metal sekarang pasti lebih melihat kemampuan bermusik dibandingkan artikel miring di majalah gosip.
No comments:
Post a Comment